Pemerintah Indonesia, dengan bantuan negara-negara donor, telah mengembangkan
Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning
System - InaTEWS). Sistem ini berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) di Jakarta. Sistem ini memungkinkan
BMKG mengirimkan peringatan tsunami jika terjadi gempa yang berpotensi
mengakibatkan tsunami. Sistem yang ada sekarang ini sedang disempurnakan.
Kedepannya, sistem ini akan dapat mengeluarkan 3 tingkat peringatan, sesuai
dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (Decision
Support System - DSS).
Pengembangan Sistem Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak
pihak, baik instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga
internasional, lembaga non-pemerintah. Koordinator dari pihak Indonesia adalah
Kementrian Negara Riset dan Teknologi (RISTEK). Sedangkan instansi yang
ditunjuk dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan INFO GEMPA dan PERINGATAN
TSUNAMI adalah BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika). Sistem ini
didesain untuk dapat mengeluarkan peringatan tsunami dalam waktu paling lama 5
menit setelah gempa terjadi.
Sistem Peringatan Dini memiliki 4 komponen: Pengetahuan mengenai
Bahaya dan Resiko, Peramalan, Peringatan, dan Reaksi.Observasi (Monitoring
gempa dan permukaan laut), Integrasi dan Diseminasi Informasi, Kesiapsiagaan.
0 komentar:
Posting Komentar